Sukses

Gigi Berlubang Tidak Selalu Harus Ditambal

Apakah gigi berlubang harus selalu ditambal? Jawabannya, tidak. Tergantung dari diagnosanya

Liputan6.com, Jakarta Gigi berlubang tidak selalu harus ditambal. Jika memang dokter gigi menyarankan ditambal, harus sesuai diagnosis. "Setiap kali gigi berlubang, ada yang cuma dirapikan lapisan pertamanya, lapisan kedua, lapisan ketiga, atau sudah kena saluran sarafnya," ujar drg Widya Apsari, Sp. PM, Oral Medicine Spesialist Difa Oral Health Center (DOHC).

Hal senada juga diungkapkan Endodontics Specialist DOHC, drg Yuli Puspaningrum, Sp. KG. Sebab, ada jenis penambalan untuk sekali kunjungan saja dan ada juga yang harus dilakukan pemeriksaan penunjang. 

Pada pasien gigi berlubang yang masih tergolong superfisial atau belum mengeluhkan sakit tapi muncul garis hitam di gigi, mungkin tidak akan ditambal. Garis hitam gigi adalah tanda ada bakteri yang sudah bekerja.

"Kalau sudah merasakan sakit, biasanya ada tambalan sekali kunjungan," kata drg Yuli dalam diskusi 'Menjadi Pasien Cerdas Menuju Masyarakat Indonesia Bebas Penyakit Gigi dan Mulut' di Jl. Benda Raya nomor 98 G, Kemang-Ampera, Cilandak Timur, Jakarta pada Minggu (21/2/2016) siang.

Ketika lubang sudah lebih dalam, sudah mengenai dentin dan terasa sakit, penambalan yang dilakukan bisa untuk sekali tambal atau dua kali tambal tergantung dari keluhan pasien.

Pasien perlu waspada jika sudah masuk pada tahap mengunyah makanan terasa sakit, minum minuman dingin juga sakit, bahkan tidak diapa-apakan tetap terasa sakit. "Ada dokter yang langsung main tambal saja. Ada juga yang menganjurkan beberapa kali kunjungan," ujar drg Yuli.

Sebab, pada tahap itu dibutuhkan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan rontgen. Kalau lokasi rontgen jauh, dokter akan memberi obat sementara. Sehabis rontgen, harus kembali lagi ke dokter semula.

Maka itu, baik drg Widya maupun drg Yuli mengimbau agar pasien lebih kritis dan tidak sungkan bertanya mengenai kondisi yang sebenarnya. Di era teknologi yang sudah canggih, pasien dapat mencari informasi lebih tentang kondisinya, lalu mencocokkan semua dengan informasi dari dokter.

"Jadi, kita lebih baik tanyakan sudah separah apa dan perawatan yang ideal untuk kondisi itu seperti apa? Kritis lebih baik daripada menyesal di akhir," ujar drg Yuli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini