Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

PT Korindo Melunak, Pekerja Batal Mogok Massal

  • 26 Februari 2016 - 23:31 WIB

RIBUAN pekerja tetap PT Korindo Ariabima Sari (Korindo) membatalkan rencana mogok massal pada 1 Maret mendatang. Mereka berhasil mencegah kebijakan pengurangan jam kerja melalui negosiasi dengan manajemen perusahaan kayu lapis yang berlokasi di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, itu. 

Para pegawai menolak pengurangan jam kerja karena bisa banyak memangkas uang lembur yang cukup signifikan. 'Perusahaan sudah memenuhi keinginan karyawan. Jadi, kita bersepakat untuk mengambil jalan tengah, dari semula dipangkas jadi tujuh jam kerja, kemudian ditambah jadi 10 jam kerja seperti berlaku sekarang,' ungkap Ketua Pengurus Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja

 Seluruh Indonesia (SPSI) PT Korindo, Suhartono, Jumat (26/2/2016).

Keputusan itu buah dari negosiasi perwakilan pegawai dengan direksi Korindo Group di Jakarta, Selasa (23/2/2016). Hasil negosiasi di Jakarta itu dibahas dalam rapat bipartit di kantor PT Korindo, Pangkalan Bun, kemarin. 

Keputusan mempertahankan jam kerja, menurut Suhartono, berlaku untuk seluruh karyawan bulanan atau tetap. Sedangkan karyawan harian atau kontrak, sebagian akan dirumahkan atau sementara belum dibutuhkan. 

'Karyawan tetap saat ini berjumlah 1.228 orang. Sedangkan karyawan kontrak sekitar 645 orang. Dari 645 orang itu, separuhnya akan dirumahkan,' ungkap Suhartono.

Pasar lesu

Mengenai pengaturan jam kerja produksi pabrik, dia menyerahkan sepenuhnya kepada manajemen, apakah dalam seminggu akan dikurangi menjadi enam, lima, atau empat hari kerja. 'Sebab, apabila produksi pabrik tetap seperti sekarang dan order di pasar masih belum membaik, hasil produksi akan menumpuk dan memenuhi gudang penyimpanan,' kata Suhartono.

Kepala Bagian Umum dan Personalia PT Korindo, Muhammad Reza, menjelaskan, kebijakan pengurangan jam kerja tadinya terpaksa diambil agar bisa bertahan di tengah gejolak ekonomi global. Kondisi yang membuat kelesuan  pasar ini dipicu anjloknya harga minyak dunia dari 100 ke 30 dolar AS per barel. 

Sementara ekspor produk kayu lapis perusahaan patungan Korea itu mayoritas ke kawasan petrodolar Timur Tengah, yang kini tengah mengencangkan ikat pinggang.

''Dengan mengurangi jam kerja, perusahaan sebenar-nya dalam upaya bertahan tanpa melakukan pemutusan hubung-an kerja (PHK),' tandas Reza. 

(RD/YD/B-1)

Berita Terbaru