Trisakti Tepis Isu Politis 'Malam Gelora'

Round-Up

Trisakti Tepis Isu Politis 'Malam Gelora'

Farih Maulana Sidik - detikNews
Minggu, 12 Mei 2019 20:31 WIB
Foto: Universitas Trisakti (Farih Maulana/detikcom)
Jakarta - Peringatan 21 tahun Tragedi Trisakti diwarnai isu miring di media sosial. Video acara 'malam gelora' diseret jadi politis, Trisakti pun langsung menepis.

Awalnya, di media sosial beredar video mahasiswa Trisakti berkumpul malam-malam dan menyatakan sumpah 'berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan'. Beberapa video di Youtube menuliskan keterangan 'Mahasiswa Trisakti Bergerak'. Salah satu yang mengunggah video itu adalah akun Twitter @putrabanten80.

"Aksi Mahasiswa Indonesia Di Kampus Univ.Trisakti Tadi malam (10.5.2019) Kami Mahasiswa Indonesia Berbahasa Satu: "BAHASA TANPA KEBOHONGAN" Sudah Saatnya Kalian Bergerak Serentak Wahai Generasi Muda Penerus Bangsa," tulis akun @putrabanten80.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fakta di balik video itu akhirnya terungkap. Kegiatan mahasiswa itu tidak terkait politik.



Presiden BEM Universitas Trisakti, Dinno Ardiansyah, menjelaskan bahwa kegiatan mahasiswa di video tersebut adalah bagian dari 'Malam Gelora'. Kegiatan itu bertujuan untuk mendoakan korban Tragedi Trisakti.

"Malam Gelora sendiri itu kegiatannya kita berkumpul mendoakan di tempat abang-abang kita yang sampai saat ini belum menerima keadilan dari pemerintah. Dan juga di situ harapan bahwa pemerintah memiliki fokus dan juga keseriusan untuk menyelesaikan permasalahan ini," kata Dinno di Universitas Trisakti, Tomang, Jakarta Barat, Minggu (12/5/2019).

Trisakti Tepis Isu Politis 'Malam Gelora'Foto: Peringatan tragedi Trisakti (Farih/detikcom)




Ia menegaskan 'Malam Gelora' merupakan rangkaian peringatan tragedi Trisakti 12 Mei 1998. Dinno menyebut aksi itu digelar tiap tahun dan tidak ada unsur politis.

"Jika itu ada isu miring tentang kegiatan ini diklaim oleh pihak-pihak tertentu, itu adalah oknum. Karena murni ini pergerakan secara alamiah dilakukan, setiap tahun kita lakukan," jelasnya.

"Ini memang kegiatan Trisakti, tidak ada unsur politis dan itu resmi legalitas dari kampus. Kita sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian di sekitar Jakarta Barat," tegas Dinno.



Hal senada disampaikan pejabat sementara (Pjs) rektor Universitas Trisakti, Ali Ghufron Mukti. Dia mengatakan 'Malam Gelora' merupakan cara mahasiswa Universitas Trisakti senantiasa mengingat perjuangan reformasi.

"Kita istilahnya apalagi di situasi kebatinan yang seperti sekarang ini lebih baik hati-hati, tetapi bahwa prinsip perjuangan nilai-nilai reformasi untuk tidak kita tenggelamkan. Tetapi terus bisa berkobar," kata Ali.

Aktivis 98 Peringati Tragedi 12 Mei di Tanah Kusir / Aktivis 98 Peringati Tragedi 12 Mei di Tanah Kusir / Foto: Grandyos Zafna


21 Tahun berlalu, Tragedi Trisakti Masih Misteri

Universitas Trisakti sendiri menggelar peringatan Tragedi 12 Mei 1998. Jajaran rektorat dan para mahasiswa mengenakan pakaian serba hitam dan menabur bunga sebagai bentuk napak tilas. Gelapnya pengungkapan Tragedi Trisakti disinggung oleh pejabat sementara (Pjs) rektor Universitas Trisakti, Ali Ghufron Mukti dalam pidatonya.

"Dalam peristiwa 12 Mei 1998 itu, keempat nyawa mereka melayang akibat peluru panas yang ditembakkan. Namun sampai kini, pemerintah yang juga bertanggung jawab akibat kematian mahasiswa Trisakti belum menemukan titik terang siapa pelaku yang harus benar-benar bertanggung jawab. Walau tim investigasi sudah dibentuk, namun titik terang peristiwa 12 Mei 1998 belum menemukan jawabannya sampai kini," ucap Ali.



(tsa/imk)