Jika ada pihak mengatasnamakan PRMN yang memeras, menipu, dan melanggar kode etik, sampaikan pengaduan pada kami.

Diundur, Kemenpora Pilih Jakarta untuk Lokasi Kongres PSSI

- 15 Oktober 2016, 04:10 WIB

JAKARTA, (PR).- Pemerintah tidak mempermasalahkan Kongres Pemilihan PSSI di gelar di Makassar pada 17 Oktober 2016 mendatang, karena itu menjadi hak sepenuhnya PSSI. Tapi, Kemenpora masih memegang keputusan rekomendasi pelaksanaannya hanya di Jakarta. Hingga Kepolisian RI mungkin tidak akan memberikan izin penyelenggaraan kongres di Makassar. Hal itu diungkapkan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Gatot S. Dewa Broto kepada media, Jumat, 14 Oktober 2016. Pihaknya pun kemarin telah melayangkan surat kepada FIFA untuk menginformasikan hal tersebut. "Kami tidak terkejut jika PSSI tetap putuskan kongres di Makassar awal pekan nanti. Karena dalam pertemuan kemarin (12 Oktober 2016) di Kemenpora, meskipun Menpora telah merekomendasikan Kongres PSSI di Jakarta, tapi semua tergantung dengan hasil kesepakatan Komite Ekskutif PSSI dan konsultasi ke FIFA. Kami memahami jika PSSI tidak ingin melanggar aturannya sendiri, mengingat sesuai statuta, perpindahan tempat harus disosialisasikan 8 minggu sebelumnya," ungkapnya. Dalam surat bernomor 1056/MENPORA/10/2016 tertanggal 14 Oktober 2016 yang ditujukan kepada Presiden FIFA Gianni Infantino, pihak Kemenpora menerangkan tentang apa yang terjadi pada pertemuan di Kemenpora lalu agar FIFA mendapatkan infomasi secara proposional. "Kami mendapatkan informasi pagi ini (kemarin -Red.) dari media, jika PSSI menolak rekomendasi Jakarta sebagai tempat penyelenggaraan kongres. Itu merupakan urusan mereka sendiri. Tapi, kami tetap akan memegang teguh hasil dari pertemuan kemain dan kami hanya mengeluarkan rekomendasi untuk penyelenggaran kongres di Jakarta," katanya. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi bahkan sempat mengatakan keputusan untuk menggelar kongres PSSI di Jakarta itu tergantung bagaimana PSSI bisa mengomunikasikan dengan tepat hal tersebut kepada FIFA dan AFC. Pasalnya dia tidak menginginkan adanya perdebatan lagi terkait penentuan lokasi kongres dalam tubuh PSSI. Seperti yang diketahui, Kamis, 13 Oktober 2016 malam, PSSI menyanggah telah terjadi kesepakatan menunjukan Jakarta sebagai tuan rumah Kongres Pemilihan PSSI dalam pertemuan Rabu, 12 Oktober 2016 lalu di Kemenpora, Jakarta. Terlontarnya Jakarta, dinilai baru sebatas usulan dalam pertemuan itu, hingga PSSI tetap akan bertolak ke Makassar. Keputusan Kongres tetap berjalan di Makassar atau pun pindah ke Jakarta, menurutnya baru bisa diputuskan Sabtu malam ini setelah melanjutkan rapat Exco (Komite Eksekutif) di sana dan hasilnya dikomunikasikan ke FIFA serta AFC. Sambil menunggu keputusan FIFA dan AFC, menurut Plt Ketua Umum PSSI Hinca Pandjaitan mereka tetap "stand by" di Makassar. "Mengingat FIFA dan AFC tahunya kongres pada 17 Oktober 2016 itu di Makassar dan perwakilan mereka pun sudah konfirmasi datang ke sana. Sembari menunggu, saat ini tahapan-tahapan menuju Kongres Pemilihan telah kami laksanakan. Semua kami siapkan dan jalankan untuk materi-materi kongres kepada voters dan FIFA serta AFC. Energi kita siap kesana. Saat ini dinamika perkembangan kongres tinggi sekali," ucapnya. Terkait dengan kemungkinan kongres di Jakarta, 17 Oktober 2016 mendatang sesuai dengan surat yang dikeluarkan Kemenpora Rabu sore kemarin, anggota Exco PSSI, Tonny Apriliani mengatakan kemungkinan itu ada. Tapi dengan catatan, pemindahan secara mendadak itu di dukung oleh FIFA dan AFC. "Kalau dalam rapat Exco Sabtu malam nanti di Makassar ada putusan FIFA dan AFC yang mengendorse perpindahan tempat penyelenggaraan kongres ke Jakarta, maka bisa saja tanggal 17 Oktober nanti kongres di ibu kota. Kita berani kalau itu. Meskipun secara statuta, artikel 28 ayat 2, tidak sesuai," katanya. Menyikapi adanya sanggahan Hinca tentang keputusan tempat pelaksaan Kongres Pemilihan PSSI di Jakarta, para pemegang suara yang tergabung dalam Kelompok 85, lewat juru bicaranya GH Sutedjo, kemarin, menyatakan jika pernyataan Hinca tersebut bukan atas nama organisasi dan dianggap hanya pernyataan sepihak yang dibuatnya. Hingga pihaknya memutuskan untuk menarik mandat yang telah diberikan mereka kepada Hinca selaku Plt Ketua Umum PSSI pada saat KLB PSSI 3 Agustus 2016 lalu di Mercure Hotel Ancol, Jakarta. "Alasannya karena Hinca sudah tidak mau mendengar lagi saran dan rekomendasi dari voter (kelompok 85 -Red.) yang berjumlah 92 dan rekomendasi dari pemerintah. Padahal dia bertindak atas nama organisasi yang mewakili pemilik suara. Kami tetap hanya mengakui rekomendasi pemerintah yakni kongres PSSI di Jakarta pada 17 Oktober 2016," tuturnya. (Wina Setyawatie)***

Editor: Wina Setyawatie


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

Pikiran Rakyat Media Network

x