kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,67   -28,05   -2.91%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

GJTL incar pendanaan eksternal Rp 4 triliun


Selasa, 14 Agustus 2012 / 08:20 WIB
GJTL incar pendanaan eksternal Rp 4 triliun
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020).


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina, Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. PT Gajah Tunggal Tbk siap menghimpun pendanaan dari pasar modal melalui emisi obligasi dan menerbitkan saham baru (rights issue). Ini dilakukan untuk menutupi anggaran ekspansi yang terbilang besar, yaitu Rp 5 triliun.

Catharina Widjaja, Direktur Hubungan Investor Gajah Tunggal menuturkan, kebutuhan dana itu tak dipenuhi seluruhnya dari dana eksternal. Gajah Tunggal berniat menutupi 20%-30% dana ekspansi dari kas internal. Sedangkan kebutuhan 70%-80% dana akan ditutupi dari pendanaan eksternal. Artinya, Gajah Tunggal bakal mencari sumber dana eksternal berkisar Rp 3,5 triliun hingga Rp 4 triliun.

Pengelola Gajah Tunggal belum bersedia membeberkan detail rencana pencarian dana tersebut. "Namun, kami menargetkan pencarian dana dilakukan sebelum bunga obligasi terdahulu naik menjadi 10,25% pada Juli tahun depan," kata Catharina di Jakarta, akhir pekan lalu.

Sebagai informasi, Gajah Tunggal memang menerbitkan obligasi senilai US$ 435,09 juta pada 21 Juli 2009. Obligasi itu ditukar dengan obligasi lama US$ 420 juta ditambah bunga pembayaran periode 21 Januari hingga 21 Juli 2009 senilai US$ 6,3 juta.

Obligasi itu bertenor lima tahun dengan tingkat bunga berbeda setiap tahunnya. Di periode 21 Juli 2009-20 Juli 2011, suku bunga obligasi tadi 5%. Bunga obligasi naik menjadi 6% selama 21 Juli 2011-20 Juli 2012. Adapun, di periode 21 Juli 2012-20 Juli 2013, suku bunga obligasi tercatat 8%.

Pada periode terakhir, yaitu 21 Juli 2013 hingga jatuh tempo, suku bunga obligasi terbilang tinggi karena naik menjadi 10,25%. Untuk itu, emiten berkode saham GJTL ini ingin mencari sumber pendanaan eksternal sebelum kenaikan suku bunga obligasi tahun depan.

GJTL harus segera menutupi kebutuhan dana agar rencana ekspansi segera terwujud. Gajah Tunggal memang akan memakai dana Rp 5 triliun untuk dua kebutuhan. Pertama, Gajah Tunggal akan memulai produksi komersial ban radial untuk truk dan bus atau Truck & Bus Radial (TBR). Produksi varian baru itu akan dilakukan bertahap selama tiga tahun mulai dari 2013.

Perseroan ini menargetkan kapasitas produksi TBR dalam tiga tahun sudah mencapai 1.500-2.000 ban per hari. "Nilai total belanja modal untuk TBR adalah US$ 150 juta selama tiga tahun," ungkap Catharina.

Kedua, Gajah Tunggal akan memakai sisa dana untuk melanjutkan ekspansi ban radial. Ekspansi ini sebenarnya sudah dilakukan sejak 2005 hingga akhir tahun 2011.

Pada 2005, kapasitas produksi ban radial masih 30.000 unit per hari. Kini, GJTL bisa memproduksi 45.000 ban radial per hari. Ekspansi ini mulai menunjukkan hasil. Semester I-2012, kontribusi penjualan ban radial sudah mencapai Rp 2,27 triliun. Itu pun baru dari utilisasi 66% dari kapasitas total produksi ban radial.

Pertumbuhan ban radial menyokong penjualan konsolidasi GJTL senilai Rp 6,37 triliun di akhir Juni 2012. Jumlah itu naik 9,45% dari periode sama tahun lalu Rp 5,82 triliun. Imbasnya, laba bersih Gajah Tunggal juga tumbuh 24,64% year-on-year (yoy) menjadi Rp 526 miliar.

Gajah Tunggal optimistis bisa menggenjot penjualan di paruh kedua tahun ini. Perusahaan menetapkan target kenaikan penjualan 10%-15% dari realisasi 2011 yang tercatat Rp 11,84 triliun. Ini berarti Gajah Tunggal berpotensi mengantongi penjualan Rp 13,02 triliun hingga Rp 13,62 triliun di akhir 2012. Tapi, manajemen Gajah Tunggal tak bersedia membeberkan target laba bersih 2012. Selama 2011, laba bersih Gajah Tunggal menurun 17,7% yoy menjadi Rp 683,6 miliar.

Managing Partner Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menilai prospek kinerja GJTL masih bagus. Sebab, bisnis ban akan mengikuti permintaan industri otomotif yang masih akan tumbuh tahun ini. Namun, harga saham Gajah Tunggal berpotensi tertekan dengan rencana rights issue tersebut.

Kiswoyo merekomendasikan hold saham GJTL dengan target harga Rp 2.000 per saham. Harga saham GJTL, Senin (13/8), ditutup tak beranjak dari posisi Rp 2.500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet Using Psychology-Based Sales Tactic to Increase Omzet

[X]
×