Pasalnya, Google merilis Buzz tanpa berkonsultasi dahulu dengan usernya sehingga ada informasi personal yang disebar tanpa izin. Hal ini seharusnya tidak dilakukan oleh sebuah perusahaan pemimpin pasar teknologi.
"Tidak ada user yang dihubungi sebelum Google memutuskan secara sepihak apa yang akan dilakukan terhadap data mereka. Peluncuran Google Buzz tidak bertanggung jawab," ucap Pamela Jones Harbour, anggota Federal Trade Commission.
"Saat menyadari bahwa secara tidak sengaja kami membuat banyak user tidak senang, kami segera mengembangkan produk untuk menyelesaikan masalah mereka," ujarnya yang dikutip detikINET dari BusinessWeek, Kamis (18/3/2010).
Google Buzz dikomplain karena layanan ini otomatis mengkoneksi pengguna dengan kontak yang sering ia kirimi email dan chat. Padahal belum tentu user ingin berteman dengan seseorang, hanya karena seseorang itu kerap berkirim email dengan mereka
Bahkan sempat ada gugatan hukum dari seorang wanita terkait masalah itu. Namun akhirnya, fitur itu dihentikan oleh Google. (fyk/faw)