[SALAH] Krisis Ekonomi di Perancis Disebabkan oleh Pemboikotan Produk Perancis

Hasil periksa fakta Evarizma Zahra (Universitas Diponegoro)

Informasi tersebut salah. Faktanya, krisis ekonomi di Perancis saat ini disebabkan oleh kebijakan lock down yang telah diterapkan sejak pertengahan Maret 2020, bukan karena pemboikotan produk-produk Perancis.

=====

KATEGORI: KONTEKS YANG MENYESATKAN / MISLEADING CONTENT

=====

Sumber: Postingan Facebook Ummat-e-Nabi.com
https://archive.is/AwEZC

=====

Narasi:
“France has been destroyed because of its actions.”
“In only two days, France’s share markets have dropped.”
“All Muslims have come together, and (our) enemies have fallen on the ground.”

Terjemahan:
“Perancis telah dihancurkan karena perbuatannya.”
“Hanya dalam dua hari, pasar saham Perancis telah turun.”
“Semua Muslim telah berkumpul bersama, dan musuh (kita) telah jatuh ke tanah.”

=====

Penjelasan:
Akun FB Ummat-e-Nabi.com, yang diunggah pada 28 Oktober 2020, dengan mengunggah tiga tangkapan layar, salah satunya dari artikel Express yang berjudul “France economy crisis: Macron economic hit since 1949” dan tangkapan layar dari indikator indeks saham perusahaan Perancis yang menurun. Akun FB tersebut menyebarluaskan informasi bahwa Perancis mengalami krisis ekonomi karena banyaknya produk Perancis yang diboikot sebagai simbol protes terhadap pemerintah Perancis. Unggahan tersebut telah dibagikan ulang sebanyak 464 kali. Selain itu, terdapat 1.100 orang menyukai, diikuti dengan 98 orang yang memberikan komentar.

Berdasarkan hasil penelurusan lebih lanjut, artikel dari portal berita Express yang digunakan sebagai narasi oleh Ummat-e-Nabi.com merupakan artikel yang diterbitkan pada 29 Agustus 2020, sementara aksi pemboikotan produk Perancis terjadi pada Oktober 2020. Pada artikel tersebut juga dijelaskan bahwa krisis ekonomi Perancis disebabkan oleh kebijakan lock down yang diterapkan sejak pertengahan Maret 2020.

“Perkembangan PDB menurun pada paruh pertama tahun 2020 berhubungan dengan diberhentikannya kegiatan-kegiatan yang dianggap non-esensial, dalam konteks pelaksanaan lock down yang dilakukan antara pertengahan Maret hingga awal Mei.” ujar lembaga statistik INSEE yang dimuat pada portal berita Express 29 Agustus 2020 yang lalu.

Selain itu, dilansir dari website investing.com, indeks pasar saham Perancis CAC 40 yang turun sebanyak 3,37% merupakan akibat dari penutupan toko-toko di sektor makanan, obat-obatan, gas, air dan sektor keuangan umum. Penutupan ini, menurut artikel The New York Times, merupakan implementasi dari kebijakan lock down kedua yang kembali diberlakukan di Perancis. Terlebih lagi, pemilihan presidan Amerika Serikat, menurut situs boomlive.in, juga merupakan faktor penyebab turunnya indeks pasar saham Perancis.

Informasi serupa juga pernah dimuat di situs boomlive.in dengan judul artikel “Fake Post Claims to Boycott French Products Caused Economic Crisis” dan mengkategorikannya sebagai false.

Dengan demikian, pernyataan yang ditulis oleh Ummat-e-Nabi.com tersebut dapat dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan, sebab akun tersebut telah memberikan informasi yang salah mengenai penyebab krisis ekonomi di Perancis.

=====

REFERENSI:
https://www.express.co.uk/news/world/1328976/france-economy-coronavirus-crisis-emmanuel-macron-lockdown-covid19
https://www.investing.com/news/stock-market-news/france-stocks-lower-at-close-of-trade-cac-40-down-337-2335253
https://www.nytimes.com/live/2020/10/28/business/us-economy-coronavirus
https://www.boomlive.in/fake-news/fake-post-claims-call-to-boycott-french-products-caused-economic-crisis-10450