Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulutmu, Harimaumu: Ketika Kata-kata Punya Kekuatan Besar

Kompas.com - 25/11/2019, 15:33 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mulutmu, harimaumu. Peribahasa ini sering kali dianggap mempunyai konotasi negatif bahwa setiap kata yang kita lontarkan bisa menyakiti orang lain.

Meski begitu, peribahasa ini juga punya makna bahwa setiap kata punya kekuatan yang sangat besar efeknya bagi diri sendiri maupun orang lain. Efeknya bisa jadi buruk maupun baik.

Ya, kata-kata memiliki banyak manfaat. Meskipun terlihat remeh, ada banyak manfaat mendalam yang dapat diperoleh dengan kata-kata. Salah satunya adalah untuk menyembuhkan.

Memilih kata-kata yang tepat dalam situasi cemas dapat menenangkan seseorang. Misalnya, dengan mengingatkan seseorang bahwa mereka dicintai, dihormati, dan dihargai.

Kata-kata penyembuh dapat memurnikan dari pikiran-pikiran negatif dan membawa seseorang menjadi lebih positif.

Kata-kata penyembuhan dapat membawa kenyamanan dan menambah elemen positif pada lingkungan. Selain itu, juga dapat meningkatkan suasana hati seseorang yang berpengaruh dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Hati-hati Para Orangtua, 5 Kalimat Ini Bisa Runtuhkan Dunia Anak-anak

Melansir Psychology Today, penelitian menunjukkan bahwa kekuatan kata-kata dapat mengubah hidup melalui proses-proses berikut:

Pelabelan

Penelitian ilmu saraf telah menunjukkan adanya efek yang kuat kata-kata bagi otak kita. Misalnya, secara sadar mengenali dan memberi label pada emosi (sedih, cemas, bingung) dan mengurangi aktivitas amigdala.

Dengan memberi kata-kata pada emosi yang dialami, seseorang menjauhkan diri dari reaktivitas limbik. Selain itu, juga mengaktifkan bagian-bagian otak yang berhubungan dengan bahasa dan makna.

Menulis

Psikolog James Pennebaker mengungkapkan bahwa penggunaan kata-kata dalam pengungkapan diri dapat membantu penyembuhan psikologis seseorang.

Penyembuhan yang dimaksud adalah penyembuhan dari trauma dalam mengungkapkan perasaan, menemukan makna yang lebih dalam dan memperoleh perspektif yang lebih luas tentang kehidupan.

Penelitian juga menunjukkan bahwa menulis tentang peristiwa yang menyakitkan dapat menjadi semacam terapi. Fungsinya adalah untuk mengurangi tekanan rasa sakit yang tidak dapat diucapkan.

Selain itu, juga membawa perspektif dan pemahaman yang lebih luas.

Sementara, penelitian lain menunjukkan bahwa menulis berasosiasi dengan tekanan darah, rasa sakit, dan penggunaan obat-obatan yang lebih rendah.

Tak hanya itu, menulis juga berasosiasi dengan pengurangan depresi dan peningkatan fungsi kekebalan tubuh.

Jadi, secara umum, menulis dapat membawa efek kesehatan yang positif.

Baca juga: 5 Kalimat Inspiratif BJ Habibie

Membaca

Tidak hanya menulis, membaca juga memiliki dampak yang cukup kuat pada seseorang.

Penelitian menunjukkan bahwa membaca puisi dan cerita tentang kehidupan seseorang dapat menjadi terapi tersendiri.

Ahli saraf UCLA Daniel Siegel telah mendeskripsikan bahwa puisi dapat membuat seseorang menjadi lebih berhati-hati dan memungkinkan seseorang dapat melihat dirinya sendiri serta dunianya dalam perspektif baru.

Penelitian juga menunjukkan bahwa membaca cerita dapat menciptakan empati yang lebih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com