Mengenal Jenis Jenis Kopi Sumatera

Mengenal Jenis Jenis Kopi Sumatera



Kopi-kopi dari Sumatera terhitung salah satunya kopi bintang dari tanah air.

ADA yang memikat dari pergelaran #SCAA2016 beberapa saat lalu. Selainnya Indonesia sebagai tamu kehormatan pembuka expo, kopi-kopi dari Nusantara rupanya menarik lumayan banyak perhatian beberapa pecinta kopi pada acara itu. Beberapa kopi yang jadi perhatian diantaranya singgel origin dari pulau Jawa, dan kopi-kopi Sumatera.

Bila bicara mengenai kelebihan kopi Sumatera, dan Indonesia pada umumnya, karena itu kita mungkin perlu melihat sedikit ke garis riwayat yang lebih jauh. Pada periode kolonialisme Belanda, kopi-kopi Indonesia terhitung salah satunya komoditas penting yang sering dibawa kolonialis ke luar negeri—baik sebagai barang dagangan maupun hasil bumi. Dalam suatu catatan, kabarnya Jepang bisa juga mengenali kopi karena beberapa kapal Belanda yang bawa kopi dari Indonesia waktu itu singgah dermaga Tokyo dan Kyoto.

Pada umumnya, kopi-kopi Indonesia mempunyai watak dan cita-rasa yang unik baik itu kopi robusta maupun arabika, Perbedaan kopi robusta dan Arabika yang terdapat pada kopi lokal bisa dirasakan oleh pecinta kopi, seperti earthy dan herbal. Demikian pula dengan kopi Sumatera. 

Namun kopi-kopi dari pulau ini dirasakan condong lebih intensif dan kompleks hingga untuk fans kopi yang tidak begitu menyenangi watak sweetness dan juicy, kopi-kopi Sumatera dirasakan cocok.

Kali Ini Nusantara Coffee Secara lengkap membahas mengenai kopi-kopi dari Sumatera dapat dibaca sebagai berikut.

1. Kopi Gayo

Daratan tinggi Gayo di Aceh telah lama dikenali sebagai teritori pemroduksi kopi-kopi berkualitas—bahkan di Indonesia. Umumnya produksinya ialah Arabika, walau yang diupayakan ada juga tipe Robusta. Tetapi, jumlah Robusta tidak sekitar Arabika. Pada 2010 lalu, kopi Gayo sudah mendapatkan sertifikat Fair Trade dari organisasi nirlaba Fairtrade International. Pada bulan Oktober pada tahun yang serupa, kopi Gayo mendapat score paling tinggi pada aktivitas Indonesian Specialty Coffee Auction yang makin mengidentifikasi kopi wilayah ini sebagai salah satunya kopi organik terbaik—di dunia.

Daerah tumbuh: Daratan Tinggi Gayo, yang mencakup 3 kabupaten yakni, Aceh tengah (Takengon), Benar Semarak, dan Gayo Lues. Ketinggian tanamnya sekitar di antara 1200 - 1700 mdpl.

Tasting profil: Kompleks—dan cukup sulit bila harus mendeskripsikan cuman satu catatan saja dalam kopi ini karena semua personalitasnya condong imbang. Tidak ada rasa yang memimpin. Bodinya sedang, acidity-nya imbang dan after taste yang cukup panjang. Salah satunya kemampuan kopi Gayo ialah wewangiannya yang nikmat dan wangi.

2. Kopi Lintong

Bibit kopi Lintong dibawa oleh penjajahan Belanda pertama kalinya sekitaran tahun 1888. Lokasi penanaman kopi saat itu terpusat pada beberapa daerah disekitaran pegunungan Bukit Barisan, dekat Danau Toba yang mempunyai ketinggian bagus untuk tumbuhnya pohon kopi. Wilayah penanaman kopi biasanya ada di sekitaran Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan. Karena itu istilah kopi Lintong juga diambil dari kata Lintong Nihuta. Dari dahulu, kopi Lintong terhitung favorite beberapa peminum kopi di Eropa karena rasanya yang wewangiannya dan kuat yang cukup khas.

Daerah tumbuh: wilayah sekitar kabupaten Humbang Hasundutan, yakni kecamatan Lintong Nihuta (1,400-1,450 mdpl), kecamatan Dolok Sanggul (1,450-1,600 mdpl) dan sekitaran Danau Toba.

Tasting profil: Bodi lebih tebal, catatan herbal, acidity rendah. Terkadang, kopi ini mempunyai sweetness seperti dark chocolate.

Proses pemrosesan yang biasa: wet giling basah atau hulled.

3. Kopi Sidikalang

Kopi Sidikalang terhitung salah satunya unggulan dari Sumatera Utara. Wewangiannya yang khas—dan untuk mayoritas fans kopi dipandang nikmat—disebut sebagai daya tariknya. Sidikalang sendiri sebagai ibu-kota kabupaten Dairi yang ada di wilayah pegunungan yang beriklim sejuk. Wilayahnya yang bersisihan dengan teritori Bukit Barisan memberi keuntungan karena mengakibatkan tanahnya benar-benar subur.

Daerah tumbuh: Sidikalang dan sekelilingnya dengan ketinggian sekitaran 1,300 - 1,450 mdpl.

Tasting profil: Bodi tebal, catatan herbal, acidity rendah tetapi berkadar bitterness yang lebih lebih intensif dan tinggi.

Proses pemrosesan yang biasa: wet giling basah atau hulled.

4. Kopi Tanah Karo

Kabarnya tanaman kopi di wilayah Tanah Karo telah dikenali semenjak awalnya tahun 1900-an karena kolonialis Belanda membawa ke daratan Eropa. Sekarang ini varietas khusus yang diperkembangkan di Tanah Karo ialah Arabika.

Daerah tumbuh: Sekitaran Berastagi, Kabanjahe dan kaki gunung Sinabung dengan ketinggian sekitar di antara 1,275 - 1,400 mdpl.

Tasting profil: Daratan tinggi Karo populer sebagai teritori pertanian jeruk hingga membuat kopi-kopi dari wilayah ini sering mempunyai rasa yang menarik. Kopi-kopi Tanah Karo biasanya mempunyai catatan jeruk, acidity bodi sedang dan sedang.

Proses pemrosesan yang biasa: wet giling basah atau hulled.

5. Kopi Minang Solok

Kopi Minang Solok makin dikenali minimal semenjak 2-3 tahun terakhir. Personalitasnya yang unik membuat kopi tipe ini cepat disukai dan, tidaklah aneh, jika singgel origin ini juga selekasnya melejit jadi bintang baru di kelas kopi-kopi Sumatera.

Daerah tumbuh: daratan tinggi Kabupaten Solok, Sumatera Barat yang dekat sama lereng gunung Talang. Ketinggian wilayah ini sekitar di antara 1,200 - 1,900 mdpl.

Tasting profil: Kopi Minang Solok condong mempunyai rasa yang lebih enteng dibanding dengan tipikal kopi-kopi Sumatera lainnya. Bodinya antara rendah-sedang, sweetness lumayan banyak dengan catatan seperti buah-buahan tropis dan wewangian floral hingga pada umumnya, kopi Minang Solok condong serupa dengan tipikal kopi-kopi Afrika.

Proses pemrosesan yang biasa: washed, alami dan honey.

6. Kopi Kerinci

Nyaris serupa dengan Minang Solok, produksi kopi-kopi dari Kerinci makin menggelinjang semenjak 2-3 tahun terakhir. Bila sejauh ini umumnya produksi kopi dari Kerinci ialah varietas Robusta, tetapi semenjak tahun 2014 varietas Arabica makin mendapatkan perhatian khusus dari beberapa petani. Selainnya Robusta dan Arabika, Jambi (terhitung Kerinci) wilayah pemroduksi varietas Liberica yang populer.

Daerah tumbuh: Daerah penanaman kopi di Kabupaten Kerinci menyebar di sejumlah kecamatan, diantaranya Kayu Aro, Gunung Tujuh, Batu Ampar, dan Sungai Penuh. Wilayah ini mempunyai elevasi yang termasuk tinggi untuk daerah penanaman kopi, sekitaran 900-1.800 mdpl. Karena bersisihan dengan Gunung Kerinci, tanahnya juga mempunyai kandungan organik dan mineral yang baik di mana ini sebagai salah satunya aspek khusus yang mempengaruhi watak kopi.

Tasting profil: Untuk varietas Arabika, kopi Kerinci mempunyai watak dengan bodi sedang, acidity rendah dan sweetness ala-ala rempah seperti herbal dan cinnamon. Tetapi after taste-nya tidak sejauh kopi-kopi dari Sumatera Utara.

Proses pemrosesan yang biasa: wet hulled/giling full wash dan basah.

Baca Juga: Tips Panduan Belajar SEO Untuk Pemula

7. Kopi Bengkulu

Bengkulu disebut masuk ke tempat segitiga-emas-penghasil-robusta, selainnya Sumatera Selatan dan Lampung. Tempat ini sebetulnya mempunyai ketinggian dan kontur yang bagus untuk menanam kopi, yakni disekitaran Gunung Kaba dengan tinggi 800-1,400 mdpl. Namun, umumnya beberapa petani dan pemroduksi kopi di Bengkulu masih jarang-jarang sekali—kalau tidak dapat disebutkan tidak pernah—mendapat training dan penerangan mengenai proses kopi di luar hingga kopi-kopinya juga condong diolah dengan "seadanya ".Tetapi minimal satu tahun akhir sejumlah kecil petani muda dari Bengkulu sudah mulai terbuka untuk produksi kopi lebih baik.

Daerah tumbuh: wilayah sekitaran lereng Gunung Kaba dengan ketinggian sekitaran 800-1,400 mdpl.

Tasting profil: Untuk varietas Arabica, bentang rasa yang dipunyai cukup beragam. Bodi tipis dengan catatan seperti buah-buahan, juicy dengan wewangian segar. Untuk proses full-washed, watak yang ada dapat seperti kakao yang cukup intensif dan terkadang rempah-rempah.

Proses pemrosesan yang biasa: semi washed, fully washed.

8. Kopi Lampung

Kopi sebagai komoditas favorit di Lampung dan bukan rahasia kembali jika salah satunya perusahaan kopi instant yang cukup populer di Indonesia mempunyai perkebunannya di sini. Lampung populer sebagai pemroduksi kopi-kopi robusta karena daerahnya dipandang benar-benar bagus untuk menanam varietas robusta, tetapi tahun-tahun ini varietas arabika makin jadi perhatian walau banyaknya belum juga sekitar robusta. Semenjak awalnya tahun 2016 lalu, produksi kopi dan terhitung pemasaran kopi-kopi Lampung bertambah cukup berarti dibanding beberapa tahun sebelumnya.

Daerah tumbuh: daerah Lampung Barat, Lampung tengah dan wilayah Tanggamus.

Tasting profil: Untuk varietas arabika, kopi Lampung mempunyai bodi tinggi, acidity rendah, dengan watak earthy dan bentang catatan di antara nutty, dark chocolate dan woody.

Proses pemrosesan yang biasa: Kopi-kopi Lampung biasanya masih diolah secara tradisionil, karena itu proses alami sebagai hal yang biasa di sini.


Post a Comment

0 Comments