Pilihan

Kisah Dokter Prancis Ungkap Serangan Israel ke Rafah: Bukan Manusia! - CNBC Indonesia

 

Kisah Dokter Prancis Ungkap Serangan Israel ke Rafah: Bukan Manusia!

News

Jumat, 10/05/2024 06:01 WIB

Foto: Kepulan asap terlihat usai tentara Israel melakukan serangan di Rafah di selatan Jalur Gaza, Senin (6/5/2024). (REUTERS/Hatem Khaled)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang Dokter yakni Dr Zouhair Lahna menggambarkan situasi yang terjadi di Rafah, Gaza Selatan, pasca pasukan tentara Israel melakukan serangan.

Zouhair Lahna yang sudah bekerja di berbagai wilayah konflik di seluruh dunia, seperti Suriah, Libya, Yaman, Uganda, dan Ethiopia ini belum pernah melihat yang seperti perang Israel di Gaza.

Dalam situasi yang mengancam jiwa tersebut, ahli bedah dan kebidanan ini mengatakan, ada jalan keluar untuk menyelamatkan warga sipil.

Namun sayang, pada hari Selasa, pasukan Israel menyita dan menutup penyeberangan perbatasan Rafah di Gaza dengan Mesir - satu-satunya jalan keluar bagi warga Palestina untuk keluar dari perang dan merupakan titik masuk terpenting bagi bantuan kemanusiaan.

"Ini adalah ketidakadilan lainnya. Ini tidak manusiawi," kata Lahna sambil menggelengkan kepalanya saat berbicara dengan Al Jazeera dari Kairo, Mesir, tempat dia dievakuasi dari Rumah Sakit Gaza Eropa di Khan Younis, dikutip Jumat (10/5/2024).

Sementara itu ia berkisah dan menyesal karena harus meninggalkan rekan-rekannya di wilayah Palestina itu. "Saya marah, gelisah, kesal, karena saya meninggalkan beberapa orang. Mereka adalah teman-teman saya. Saya bersama mereka, para dokter, orang-orang ini. Kami makan bersama, kami bekerja bersama dan sekarang saya meninggalkan mereka dalam kesulitan. Mereka harus memindahkan keluarga mereka, mencari tenda, mencari air, mencari makanan," katanya.

Asal tahu saja, Lahna sudah menghabiskan waktu berbulan-bulan menjadi sukarelawan di rumah sakit-rumah sakit Gaza sebagai bagian dari misi yang diorganisir oleh Asosiasi Dokter Palestina di Eropa (PalMed Europe) dan Rahma International yang berbasis di Amerika.

Pada pagi hari ketika para pengungsi Palestina di Rafah timur diperintahkan untuk mengungsi dan sebelum tank-tank Israel masuk, Lahna dan rekan-rekan asingnya menerima pesan singkat dari tentara Israel. "Tentara Israel, mereka tahu segalanya. Mereka tahu semua orang yang ada di Gaza dan bagaimana cara menghubungi mereka. Mereka menyuruh kami pergi."

Pesan-pesan itu mendesak para dokter asing untuk meninggalkan Gaza karena militer Israel akan segera memulai operasi di Rafah timur.

Beberapa jam kemudian, Lahna dan rekan-rekannya dari PalMed Eropa dan Rahma International dijemput oleh organisasi mereka dan dibawa ke tempat yang aman di Kairo.

"Ada empat dokter di Rumah Sakit Eropa, empat di Rumah Sakit Kuwait dan dua lainnya," katanya. "Kami menunggu sementara mereka memberikan nama kami kepada pihak berwenang Mesir dan Israel, dan akhirnya, kami mendapat kabar untuk pergi."

Ketika mereka berangkat, selebaran dari militer Israel yang berisi perintah evakuasi jatuh dari langit bersamaan dengan rudal-rudal dari pesawat tempur Israel. "Orang-orang panik ketika mereka menuju ke utara dari Rafah menuju Khan Younis atau ke arah barat menuju laut," kenang Lahna.

Saksikan video di bawah ini:

Video: Israel Bombardir Rafah Saat Hamas Setujui Gencatan Senjata


(pgr/pgr)

Komentar

Baca Juga

Opsi Media Informasi Group

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek