Tren berinvestasi masih diminati sejumlah orang. Keinginan untuk bebas beban finansial saat masa pensiun nanti membuat masyarakat menggali lebih dalam seluk-beluk investasi.
Ada banyak instrumen untuk digunakan berinvestasi, dan reksadana adalah salah satu yang dinilai mudah serta banyak diminati masyarakat.
Lihat juga:Jurus Jitu Amankan Masa Pensiun Sejak Dini |
Merujuk laman IDX, Reksadana secara sederhana adalah paket investasi yang pengelolaan instrumen investasinya dilakukan oleh Manager Investasi atau MI.
Tentu para MI ini sudah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Manajer investasi inilah yang akan membagi instrumen investasi ke berbagai perusahaan.
Foto: aleksandra85foto/Pixabay Ilustrasi. Jenis reksadana antara lain reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham |
Sebelum mengulas cara investasi, pahami dulu jenis-jenis reksadana berikut:
Ini merupakan investasi yang berfokus pada surat utang jangka pendek dan deposito dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun.
Contoh instrumen investasi ini adalah Giro, Deposito, dan Obligasi Ritel, Sukuk Ritel yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun.
Keuntungan dari reksadana pasar uang adalah tingkat risiko yang kecil, potensi imbal hasilnya lebih tinggi dari deposito, modal investasi tergolong kecil, dan mudah dicairkan.
Sementara kekurangannya adalah keuntungan yang anda dapat tidak pasti dan kecil.
Reksadana obligasi atau pendapatan tetap secara sederhana merupakan investasi yang sebagian besar alokasinya berfokus pada instrumen surat utang yang jatuh tempo di atas 1 tahun.
Jenis investasi ini disebut reksadana pendapatan tetap karena surat utang secara konsisten mendapat pembayaran bunga (kupon) dari penerbitnya.
Para praktiknya, bunga dari surat tersebut tidak diteruskan kepada investor, namun diinvestasikan ulang. Hasil investasi ulang ini yang kemudian menambah nilai reksadana nasabah, sehingga harganya meningkat.
Di satu sisi, ketika suku bunga dan inflasi turun maka harga obligasi dan pasar uang akan naik. Begitupun sebaliknya, ketika suku bunga dan inflasi naik maka harga obligasi dan pasar uang akan turun.
Kekurangan lainnya adalah adanya potensi wanprestasi atau gagal bayar dari penerbit surat utang atau obligasi. Saat wanprestasi terjadi, jumlah pokok investasi berkurang sejalan waktu yang mempengaruhi keuntungan nasabah.
Reksadana campuran menempatkan dana investasi nasabah pada beberapa jenis instrumen yang pembeliannya harus mencakup instrumen investasi saham, surat utang (obligasi), dan pasar uang.
Pembagian alokasi jenis instrumen reksadana campuran ditentukan oleh manajer investasi. Reksadana ini memiliki tingkat resiko moderat ke tinggi.
Keuntungan reksadana campuran ada pada tingkat fleksibilitas. Jika saham sedang loyo, investasi bisa lebih difokuskan pada obligasi atau pasar uang.
Saat satu porsi instrumen merugi, porsi lain bisa memberikan keuntungan.
Reksadana saham adalah reksadana yang sebagian besar dana investor difokuskan ke saham. Sedikitnya 80 persen dana investor akan diinvestasikan ke saham dan sisanya ke instrumen lain.
Reksadana saham lebih cocok bagi nasabah yang ingin berinvestasi jangka panjang antara 5 hingga 10 tahun.
Tingkat risikonya yang tinggi sebanding dengan tingkat potensi keuntungan jika dibandingkan dengan reksadana lain.
Keuntungan lainnya, investasi nasabah tersebar ke berbagai saham sekaligus atau dikenal dengan diversifikasi. Jadi, jika modal nasabah terbatas, dengan reksadana saham, ia bisa memiliki saham dari berbagai sektor atau industri.
Diversifikasi juga merupakan salah satu cara meminimalisasi kerugian.
Di satu sisi nasabah tidak perlu melakukan Analisa teknikal atau instrumental, karena manajer investasi yang akan melakukannya.
Namun, kekurangan dari tipe reksadana ini adalah harga saham yang fluktuatif hingga kurang cocok untuk investasi jangka pendek.
Salah satu cara investasi yang digemari publik adalah reksadana. Cara investasi reksadana dapat dipelajari di pusat informasi penyelenggara. (Foto: ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA) |
Saat calon nasabah hendak mendaftar ke suatu sekuritas, biasanya agen penjual akan meminta mengisi kuesioner profil untuk panduan Manajer Investasi dalam mengelola dana nasabah.
Poin-poin dari pertanyaan dalam kuesioner akan digunakan sebagai dasar membagi profil risiko calon nasabah. Semakin agresif profilnya, biasanya maka semakin agresif pula pilihan reksadananya.
Berikut profil risiko yang terbagi dalam beberapa kategori:
Selain profil jenis dan profil reksadana, dalam cara investasi reksadana, beberapa hal juga bisa diperhatikan sebelum menjadi nasabah, berikut di antaranya:
Dalam menentukan tujuan, calon nasabah bisa membagi ke dalam 3 jangka waktu: pendek, menengah, hingga panjang.
Sebagai contoh, reksadana saham lebih sesuai untuk jangka panjang, sedangkan reksadana pendapatan tetap atau pasar uang lebih sesuai untuk jangka pendek dan menengah.
Karena proses investasi dijalankan oleh pihak lain, maka penting untuk mengetahui rekam jejak sekuritas yang akan dipilih oleh calon nasabah, berikut beberapa variabel yang bisa dicermati:
Foto: morgueFile/mconnors Ilustrasi. Reksadana merupakan salah satu cara menabung. Berikut cara beli reksadana |
Ada dua cara yang dapat anda lakukan untuk membeli reksadana. Cara online atau daring dan offline atau langsung.
Pembelian reksadana secara langsung dilakukan dengan datang ke perusahaan manajer investasi, atau melalui lembaga perbankan. Pastikan perusahaan sekuritas yang didatangi terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dalam investasi reksadana, nasabah akan menjumpai beberapa istilah yang berkaitan dengan transaksi, jual-beli reksadana, berikut di antaranya:
NAB merupakan jumlah dana yang dikelola dalam suatu reksadana atau aset yang dikelola oleh manajemen. Dana yang dikelola mencakup kas, deposito, saham, dan obligasi.
Nilai Aktiva Bersih tidak menggambarkan harga suatu reksadana. Meski tidak ada patokan besaran nilai standar dana Kelola, namun semakin besar nilai NAB menggambarkan semakin besar juga kepercayaan masyarakat/investor terhadap suatu reksadana atau manajer investasi tertentu.
UP sering juga disebut sebagai harga suatu reksadana. Transaksi dilakukan berdasarkan nilai atau harga dari reksadana tersebut.
UP akan berubah setiap harinya dipengaruhi oleh harga pasar serta perubahan dana kelolaan. Untuk menghitung, nasabah hanya perlu membagi jumlah dana kelolaan dengan jumlah unit penyertaan.
Kumpulan dari berbagai surat berharga, termasuk saham, obligasi, unit penyertaan reksadana, surat pengakuan utang, surat berharga komersial, dan tanda bukti utang.
Biaya untuk membeli suatu reksadana. Sejumlah perusahaan sekuritas memberlakukan subscription fee.
Istilah ini merujuk pada biaya untuk melakukan penjualan atau pencairan UP. Biaya redemption lebih besar dibandingkan Subscription Fee, besaran persentasenya berkisar 0 hingga 5 persen.
Ini merupakan transaksi yang disebabkan karena adanya pengalihan dari satu reksadana ke reksadana lain. Transaksi mencakup keseluruhan unit atau bergantung keputusan investor.
Satuan transaksi dalam reksadana yang menunjukkan jumlah penyertaan dana yang dimiliki investor. Kepemilikan UP dapat diketahui melalui surat konfirmasi transaksi yang dikirimkan oleh Bank Kustodian.
Lembaga keuangan yang telah mendapat persetujuan OJK untuk melakukan pengawasan dan menyimpan aset reksadana. Aset yang dimaksud adalah saham, obligasi, dan aset berharga lainnya.
Ini merupakan kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian. Dalam Kontrak Investasi Kolektif wajib ditetapkan hak dan tanggung jawab pihak yang bersangkutan dalam kontrak.
Sebagai contoh, Manajer Investasi diberi wewenang mengelola portofolio investasi, dan Bank Kustodian diberi wewenang menerima penitipan aset secara kolektif.
Lihat juga:Strategi Merdeka dari Utang saat Kelola Uang |
Demikian cara investasi reksadana yang dapat Anda coba. Perbanyak menggali informasi sebelum memutuskan membeli agar investasi Anda dapat berjalan dengan baik.
(imb/fjr)