logo
×

Rabu, 26 Januari 2022

Soal ‘Tempat Jin Buang Anak’, Helmi Felis: Itu yang Tersinggung Asli Kalimantan atau Kalimantan Abal-Abal?

Soal ‘Tempat Jin Buang Anak’, Helmi Felis: Itu yang Tersinggung Asli Kalimantan atau Kalimantan Abal-Abal?

DEMOKRASI.CO.ID - Pegiat media sosial, Helmi Felis mempertanyakan apakah orang yang tersinggung dengan sebutan “Kalimantan tempat jin buang anak” adalah orang asli Kalimantan atau sebenarnya orang Kalimantan abal-abal.

Helmi Felis mengatakan ini sebagai respons terhadap netizen mengaku warga asli Kalimantan yang menyebut dirinya tidak tersinggung dengan julukan “tempat jin buang anak”.

“Ternyata ‘Tempat Jin Buang anak’. Bahasa lumrah juga di Kalimantan,” kata Helmi Felis melalui akun Twitter pribadinya pada Selasa, 25 Januari 2022.

“Jadi itu yang tersinggung asli Kalimantan atau Kalimantan abal-abal alias bukan asli Kalimantan?” sambungnya.

Helmi Felis lantas mencurigai bahwa ada pihak yang ingin mengadu domba masyarakat Kalimantan permasalahan “tempat jin buang anak” ini.

“Ada yang mau adu domba masyarakat Kalimantan nih. Ckckck,” katanya.

Adapun netizen yang ditanggapi oleh Helmi Felis mengaku sebagai orang asli Kalimantan, tepatnya Pontianak.

Netizen ini mengaku tidak tersinggung dengan sebutan bahwa Kalimantan adalah tempat jin membuang anak.

Pasalnya, menurut dia, sebutan “tempat jin buang anak” ini hanyalah sebuah perumpamaan.

“Saya asli orang Kalimantan tepatnya di Pontianak ngak tersinggung kok. Bahasa itu cuma perumpamaan saja,” kata netizen dengan nama akun @dhede***.

“Kalau bahasa Melayu Pontianak itu untuk perumpamaan jauh banget adalah tempat jin betendang,” lanjutnya.

Netizen ini mengatakan hal tersebut sebagai respons terhadap cuitan Helmi Felis bahwa sebutan “tempat jin buang anak” adalah ungkapan lazim, bukan hinaan.

“’Tempat Jin Buang Anak’ itu ungkapan lazim anak Betawi. Bukan hinaan, itu ekspresi betapa jauh tempat tersebut,” kata Helmi Felis.

“Ada 2 sebab orang marah dengan ungkapan itu. 1. Nggak tau karena tidak bergaul (wawasan sempit). 2. Pura-pura, tujuannya menarget orang yang kerap kritik pemerintah,” tambahnya. [terkini]

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: